[UNIK] Wasit Piala Dunia 2010 Ternyata Punya Profesi Lain [Sales Hingga Dosen]

Respons: 0 komentar
”Saya bukan Tuhan. Saya melakukan kesalahan,” ucap Massimo Busacca, wasit Swiss, kepada seorang pemain di Piala Eropa 2008, dalam film dokumenter ”Kill The Referee”. Wasit berusia 41 tahun ini ingin mengingatkan, wasit juga manusia. Di luar sosok sangar dengan otoritas penuh, wasit adalah ”manusia biasa”, terlebih dalam kesehariannya.

Dari 30 wasit yang ditunjuk FIFA untuk memimpin 64 laga Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, 11 Juni-11 Juli nanti, hanya empat orang yang murni berprofesi wasit. Selebihnya berasal dari bermacam-macam profesi.

Ada pengusaha, pengawas keuangan, pegawai asuransi, guru, manajer rumah sakit, wiraniaga, bankir, sosiolog, pengacara, ekonom, perwira kapal perang, insinyur listrik, auditor, hingga wartawan. Meski begitu, ”darah sepak bola” mereka tidak perlu diragukan lagi.

Viktor Kassai (34, Hongaria), misalnya, yang manajer pemasaran adalah anak wasit. Ayahnya menyarankan agar dia menjadi wasit pada usia 15 tahun. Pada usia 24 tahun, ia sudah mewasiti kompetisi level tertinggi Liga Hongaria. Selain memimpin beberapa laga kualifikasi Piala Dunia, sukses terbaiknya sejauh ini adalah mewasiti final Olimpiade Beijing 2008, Argentina versus Nigeria.

Tidak sedikit pula pengadil di Piala Dunia 2010 itu adalah ”para pemain sepak bola yang gagal”. Massimo Busacca, salah satu wasit terbaik dunia saat ini dan peraih penghargaan Pria Antirokok Terbaik Swiss 2006, termasuk di antara mereka.

Memulai jadi wasit pada usia 21 tahun, Busacca kini langganan partai-partai bergengsi, di antaranya final Liga Champions 2009. Dia dinilai hampir bersih dari kesalahan wasit. Namun, September lalu, ia tertangkap kamera televisi mengacungkan jari tengah ke arah suporter yang mengejeknya saat memimpin laga Piala Swiss.

”Saya tahu, itu salah dan hal buruk diri saya,” kata Busacca kepada Associated Press. ”Jika seorang wasit ingin bertahan di keluarga ini, pekerjaan ini, ia harus menerima dan hidup dengan tekanan,” ujarnya.

Eropa mendominasi

Eropa mendapat jatah wasit terbesar (10 orang); disusul Amerika Selatan (6); Asia, Afrika, dan Zona CONCACAF (masing-masing 4); serta zona Oceania (2). Dari Asia, selain wasit termuda Ravshan Irmatov, muncul juga wasit negeri jiran Malaysia, Subkhiddin Mohd Salleh.

Subkhiddin (43) adalah guru di Vocational High School, Nibong Tebal, Penang. ”Ini kesempatan saya terakhir dan satu-satunya kesempatan memimpin pertandingan level tertinggi,” katanya.

Sebelum Subkhiddin, ada dua wasit Malaysia yang berpartisipasi di Piala Dunia 1998 (almarhum Halim Abdul Hamid) dan Piala Dunia 2002 (Mat Lazim Awang Hamat) sebagai asisten wasit.

Yang paling deg-degan adalah Joel Aguilar (34, profesor di El Salvador). Ia terancam dicoret dari daftar wasit Piala Dunia 2010 setelah Selasa lalu FIFA membekukan sepak bola El Salvador terkait intervensi Pemerintah El Salvador pada asosiasi sepak bola negeri itu, FESFUT.

Para wasit tersebut adalah orang-orang terpilih. Di tangan merekalah, kualitas dan sukses Piala Dunia 2010 dipertaruhkan. (MH SAMSUL HADI)

No comments :

Post a Comment

Copyright © Terbaru dan Terunik

Designed By: Habib Blog