Konspirasi Terbaru AS Untuk Perkuat Kembali Militernya di Asia Tenggara

Respons: 0 komentar
Konspirasi Terbaru AS Untuk Perkuat Kembali Militernya di Asia Tenggara


Berita heboh terkini.Amerika Serikat sedang berusaha mencari lokasi alternatif sebagai pangkalan baru militer Amerika di kawasan Asia Pasifik maupun fasilitas-fasilitas lain terkait dengan kehadiran pasukan Amerika di kawasan Asia Tenggara. Sebagaimana kita tahu, masyarakat Filipinan semakin kuat tekanannya pada pemerintah untuk segera menutup pangkalan Amerika di Subiz, Zambales.


Bukan itu saja. Gelombang protes warga masyarakat Jepang terhadap Kehadiran Pangkalan Amerika di Okinawa, Jepang pun, belakangan ini semakin menguat. Sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua dan menyusul perjanjian kesepakatan keamanan AS-Jepang, Okinawa telah dijadikan pangkalan militer bagi Pasukan Armada Ketujuh Amerika di kawasan Asia Pasifik.

Misteri Kunjungan Rahasia Senator Inoye dan Cochran Ke Filipina

Amerika memang berupaya keras agar mendapat izin pemerintah Filipina agar Subic bisa dijadikan pangkalan militernya lagi. Kalau kita telusur kembali ke belakang, pada April lalu Senator AS Daniel Inoye dan Thad Cochran mengadakan pertemuan khusus dengan Presiden Benigno Aquino III setelah berkunjung ke Subic Bay Freeport untuk mendapat gambaran terkini mengenai konstalasi yang terjadi di bekas pangkalan militer Amerika tersebut.

Senator Inoye dan Cochran Tekan Filipina Kembalikan Subic Bay Sebagai Pangkalan Militer AS

Beberapa waktu lalu, harian terkemuka Filipina Philippine Inquirer, menyorot serangkaian kunjungan pejabat tinggi Amerika ke Filipina, sehingga mengundang spekulasi kuat bahwa para pejabat teras Amerika tersebut sedang berusaha menekan keras Pemerintahan Aquino agar Teluk Subic bisa kembali digunakan AS sebagai pangkalan militernya.


Kegusaran Amerika nampaknya dipicu oleh adanya Tsunami di Jepang, sehingga rencana untuk memindahkan pasukan Amerika dari Okinawa ke Guam untuk sementara tertunda.  

Dan ini jelas bukan berita bagus buat Amerika. Dalam konteks inilah, kunjungan Senator Inoye dan Cochran harus dibaca sebagai upaya tekanan diplomatik agar Subic Bay bisa dipakai lagi sebagai pangkalan militernya.

Salah satu indikasinya adalah pertemuan tertutup antara kedua senator AS tersebut dengam para pejabat Subic Bay Metropolitan Authority (SBMA) maupun para pejabat kotamadya Olongapo. Bahkan sejak Maret lalu, Dubes AS di Manila Harry Thomas Jr, sering mengadakan pertemuan tertutup terkait dengan tertundanya rencana pemindahan pasukan AS dari Okinawa ke Guam tersebut.

Dari berbagai sumber yang berhasil dihimpun Sunstar, terungkap adanya indikasi kuat bahwa Senator Inoye dan Cochran berperan penting dalam mengupayakan kehadiran kembali pasukan militer AS di Teluk Subic. Kedua senator tersebut dikenal sebagai anggota Komisi Senat Untuk Bidang Anggaran Pertahanan(Committee on Appropriation). Terkait dengan upaya tersebut, Kedubes AS di Manila mengeluarkan instruksi bahwa Media Massa dilarang keras untuk meliput kunjungan kedua senator AS tersebut.

Menurut Sumber Sunstar, kunjungan kedua senator AS tersebut atas koordinasi Kedubes AS di Manila dan Pejabat Kotamadya Olongapo.

Yang menarik dari liputan ini, sepertinya ada kesepakatan bahwa fasilitas-fasilitas terkait dukungan kehadiran militer AS seperti Lapangan Udara dan pangkalan angkatan laut, nampaknya secara diam-diam tetap mendapat izin Pemerintah Filipina untuk digunakan pasukan Amerika.

Mungkinkah secara diam-diam Subic Bay tetap jadi pangkalan alternatif Amerika? Berbagai sumber Sunstar sepertinya membenarkan dugaan yang masuk akal. “Bahkan saat ini pun pasukan Amerika sudah menggunakan fasilitas tersebut sebagai bagian dari Visiting Forces Agreement alias VFA.

Bahkan Walikota Olongapo James Gordon Jr, sepertinya malah mendukung gagasan kedua senator tersebut, terutama terkait penggunaan pangkalan militer Amerika di Subic Freeport.

Beberapa Kesimpulan

Dari beberapa indikasi terkait manuver kedua senator AS tersebut ada beberapa kesimpulan dan tren yang kiranya perlu diwaspadai oleh para perancang kebijakan luar negeri Deplu maupun otoritas keamanan nasional Indonesia.


1. Pihak Gedung Putih di Washington, nampaknya dalam beberapa bulan terakhir ini secara intensif melakukan kontak-kontak bilateral dengan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara untuk memperkuat pengaruhnya di kawasan ini, khususnya ASEAN. Termasuk mempengaruhi secara tidak langsung jalur-jalur pelayaran internasional di kawasan Asia Tenggara. Khusunya, gagasan AS untuk mengerahkan pasukan Armada Ketujuhnya di kawasan Asia Tenggara.

2. Washington sepertinya mengingingkan adanya keterlibatan langsung angkatan bersenjatanya dalam upayanya untuk menjamin keamanannya di kawasan Asia Tenggara. Termasuk keterlibatan unit-unit pasukan tempurnya dalam membantu pasukan-pasukan setempat dalam serangkaian operasi-operasi militer yang mereka klaim sebagai operasi menegakkan keamanan dan ketertiban.

3. Dengan bertumpu pada maksud-maksud tersebut, Amerika akan selalu membesar-besarkan bahaya ancaman terorisme di kawasan Selat Malaka dan potensinya yang bisa mengganggu pembangunan politi dan ekonomi-perdagangan di kawasan ini.

4. Ada indikasi kuat bahwa Washington dengan bantuan beberapa LSM dan media massa, melancarkan tekanan-tekanan public ke beberapa negara seperti Kamboja, Laos dan Vietnam.

5. Beberapa pengamatan dari pakar pakar politik dan keamanan, hasrat Washington untuk meningkatkan kehadiran militernya di kawasan Asia Tenggara, khususnya kehadirannya di wilayah kelautan di kawasan ini, dapat menimbulkan beberapa implikasi yang berbahaya seperti:

- Menciptakan kondisi tidak terkontrolnya sepak-terjang pasukan AS di wilayah kelautan kawasan ini khususnya negara-negara sekitar wilayah laut tersebut, sehingga menciptakan prakondisi hadirnya campur-tangan asing di dalam masalah dalam negeri negara-negara ASEAN.

- Bisa semakin merenggangkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara terhadap Cina, dan pada saat yang sama menciptakan situasi kondusif bagi perlombaan senjata di kawasan Asia Tenggara.

- Memprovokasi munculnya ledakan sentiment anti Amerika dan Anti Cina, dan memicu radikalisme berbagai kelompok-kelompok beraroma kesukuan maupun keagamaan, termasuk Kelompok-kelompok Radikal Islam dari berbagai kelompok kecenderungan.

Bagaimana pendapat anda dengan gebrakan terbaru amerika ini ?

»»  READMORE...

Bocah Calon Juara Olimpiade di Siksa

Respons: 0 komentar
Bocah Calon Juara Olimpiade di Siksa di china.



Berita heboh terkini. Olahraga adalah bisnis yang serius di Sekolah Shichahai, yang merupakan salah satu dari lebih dari 300 sekolah elit, yang kontroversial, yang didanai pemerintah akademi dikhususkan untuk pelatihan generasi berikutnya dari atlet Cina", tulis Telegraph dalam laporan yang diterbitkan sebelum Olimpiade Beijing.


Pelatihan untuk olahraga dimulai pada usia sangat dini di Cina. Sebagian besar dibina di usia enam tahun dan dikirim ke sekolah olahraga khusus bersama dengan ribuan lain yang menunjukkan punya bakat. Mayoritas tidak lulus seleksi kelas tetapi bagi mereka yang lulus, mereka mendapat tekanan yang intens untuk menang. Sekitar 600 anak usia antara enam dan 18, dari seluruh Cina, penuh waktu berlatih di Sekolah Olahraga Shichahai.


Enam hari seminggu, mereka belajar di pagi hari dan melatih selama empat jam di sore hari. Orangtua diperbolehkan untuk melihat anak-anak mereka hanya pada akhir pekan, tetapi di ruangan yang terpisah, para orang tua ini membawa harapan anaknya akan menuai kemenangan dan kemewahan sebagai juara Olimpiade.


Orang tua dari atlet menjanjikan yang miskin sering diberikan sebuah rumah di kampung halaman mereka oleh biro olahraga lokal. Yang Lain hanya ingin pendidikan yang layak bagi anak-anak mereka.Shichahai telah memainkan peran utama dalam memproduksi atlet top untuk negara yang banyak memenangkan medali emas di Olimpiade.


Tetapi untuk semua keberhasilannya, sekolah, dan sistem pendidikannya, telah dituduh terlalu keras dalam mengekspos dan mendidik para calon atlet muda mereka, dan bahkan menyalahgunakan anak-anak.Pada kunjungan ke Shichahai pada tahun 2005, juara Olimpiade dayung empat kali dari Inggris Sir Matthew Pinsent mengatakan ia melihat seorang anak gadis 7 tahun yang menangis yang dipaksa untuk melakukan handstands, dan anak laki-laki dengan tanda cap di punggungnya.


Anak usia enam tahun haul kepala mereka di atas bar berulang - wajah mereka terlihat tegang seperti menahan sakit tetapi mereka tidak mengeluarkan suara. Para pelatih begitu ketat dan tidak pernah tersenyum. Beberapa pelatih dituduh sering melakukan pemukulan pada siswanya. Dalam satu kasus, Sekolah Atletik Liaoning Anshan ditemukan telah memberi doping pada murid-muridnya di usia muda 15 tahun, dengan hormon erythropoietin (EPO) dan testosteron.



Wu Yigang, seorang profesor di Shanghai University, mengatakan kepada Washington Post, "Beberapa sekolah khusus olahraga dapat disamakan dengan tidak lebih dari pabrik perakitan atlit. Mereka sering membutuhkan 6 jam atau lebih pelatihan dalam sehari. ” Banyak atlet China telah mencurahkan begitu banyak waktu mereka untuk pelatihan mereka sehingga tidak bisa melampaui pendidikan di atas kelas lima. "


Ketika anak-anak meninggalkan sekolah atletik, mereka tidak bisa melakukan apa-apa karena mereka tidak memiliki keterampilan. komisi olahraga lokal kadang-kadang memberikan pekerjaan, tetapi pada akhirnya, banyak dari mereka menjadi pekerja pabrik.Beberapa atlet dijanjikan pekerjaan sebagai polisi ketika mereka pensiun, tapi janji-janji sering diingkari.


Harian China Sports memperkirakan bahwa 80 persen dari atlet pensiun Cina menderita masalah kesehatan kronis, pengangguran,dan kemiskinan akibat dari overtraining.


Bocah2 ini sudah berani menjalani proses yang sangat sulit jadi Wajar sekali kalau mereka bisa menjadi juara.Bagaimana pendapat anda ?
»»  READMORE...

Copyright © Terbaru dan Terunik

Designed By: Habib Blog