dengan cara online itu sudah biasa. Bagaimana kalau yang ditawarkan adalah Air Susu Ibu? Seorang ibu menawarkan ASI lewat internet gara-gara pasokan ASI-nya yang berlebihan.
Sara Wiens yang bermukim di Kanada itu, mulai menjual ASI secara online sejak bayinya berusia 4 bulan. Dia menjual ASI karena anaknya yang bernama Simon (4 bulan) kadang tidak bisa mengonsumsi air susunya.
Simon memiliki alergi terhadap protein susu sapi sehingga tidak dapat mengonsumsi air susu yang dihasilkan selama Sara masih mengonsumsi susu sapi.
Tapi Simon masih bisa mengonsumsi air susu ibunya setelah sang ibu berhenti mengonsumsi susu sapi. Karenanya jika protein susu sapi sudah tidak ada di tubuh Sara, maka Simon bisa mengonsumsi ASI kembali.
“Saya tahu banyak orang yang ingin sekali memiliki air susu untuk anak-anaknya, tapi beberapa perempuan tidak bisa menghasilkan air susu yang cukup atau tidak dapat memproduksi ASI sama sekali,” ujar Wiens, ibu dari dua anak, seperti dikutip dari Cnews.canoe, Jumat (26/2/2010).
Wiens pertama kali mulai menawarkan susunya melalui salah satu website iklan baris. Dirinya tidak pernah menetapkan harga untuk air susunya, tapi dirinya berharap biaya penjualan ini dapat menutupi sewa pompa payudara dan beberapa biaya lain.
“Dibandingkan dengan susu formula, harga untuk air susu ibu ini jauh lebih murah serta bisa mendapatkan manfaat yang jauh lebih banyak bagi anak nantinya,” ungkap Wiens.
Beberapa negara seperti Amerika telah memiliki bank ASI untuk membantu para perempuan yang kesulitan memberikan ASI pada anaknya.
Sara mengatakan tidak yakin persis berapa banyak susu yang masih bisa disediakannya. Hal ini tergantung dari berapa banyak susu yang bisa disimpan di freezer. Tapi diperkirakan cukup hingga tiga bulan ke depan.
“Semua susu diberikan tanggal pemerasan dan dipisahkan satu sama lain. Susu ini memang tidak dipasteurisasi atau diuji terhadap bakteri sehingga ada orang yang merasa khawatir. Tapi hal yang harus dipercaya adalah bahwa saya seorang yang sehat,” ujar Wiens.
Mungkin tidak semua orang bisa melakukan hal ini, tapi setidaknya ini bisa membantu orang yang ingin memberikan ASI pada anaknya. Semakin sering payudara dipompa untuk mengeluarkan ASI, maka produksi ASI juga akan semakin banyak. (detik)
Sara Wiens yang bermukim di Kanada itu, mulai menjual ASI secara online sejak bayinya berusia 4 bulan. Dia menjual ASI karena anaknya yang bernama Simon (4 bulan) kadang tidak bisa mengonsumsi air susunya.
Simon memiliki alergi terhadap protein susu sapi sehingga tidak dapat mengonsumsi air susu yang dihasilkan selama Sara masih mengonsumsi susu sapi.
Tapi Simon masih bisa mengonsumsi air susu ibunya setelah sang ibu berhenti mengonsumsi susu sapi. Karenanya jika protein susu sapi sudah tidak ada di tubuh Sara, maka Simon bisa mengonsumsi ASI kembali.
“Saya tahu banyak orang yang ingin sekali memiliki air susu untuk anak-anaknya, tapi beberapa perempuan tidak bisa menghasilkan air susu yang cukup atau tidak dapat memproduksi ASI sama sekali,” ujar Wiens, ibu dari dua anak, seperti dikutip dari Cnews.canoe, Jumat (26/2/2010).
Wiens pertama kali mulai menawarkan susunya melalui salah satu website iklan baris. Dirinya tidak pernah menetapkan harga untuk air susunya, tapi dirinya berharap biaya penjualan ini dapat menutupi sewa pompa payudara dan beberapa biaya lain.
“Dibandingkan dengan susu formula, harga untuk air susu ibu ini jauh lebih murah serta bisa mendapatkan manfaat yang jauh lebih banyak bagi anak nantinya,” ungkap Wiens.
Beberapa negara seperti Amerika telah memiliki bank ASI untuk membantu para perempuan yang kesulitan memberikan ASI pada anaknya.
Sara mengatakan tidak yakin persis berapa banyak susu yang masih bisa disediakannya. Hal ini tergantung dari berapa banyak susu yang bisa disimpan di freezer. Tapi diperkirakan cukup hingga tiga bulan ke depan.
“Semua susu diberikan tanggal pemerasan dan dipisahkan satu sama lain. Susu ini memang tidak dipasteurisasi atau diuji terhadap bakteri sehingga ada orang yang merasa khawatir. Tapi hal yang harus dipercaya adalah bahwa saya seorang yang sehat,” ujar Wiens.
Mungkin tidak semua orang bisa melakukan hal ini, tapi setidaknya ini bisa membantu orang yang ingin memberikan ASI pada anaknya. Semakin sering payudara dipompa untuk mengeluarkan ASI, maka produksi ASI juga akan semakin banyak. (detik)
No comments :
Post a Comment