Novel atau buku bacaan lain mungkin memiliki kekuatan yang lebih besar dari apa yang Anda bayangkan.
Penelitian menyatakan bahwa saat Anda mengidentifikasikan diri Anda dengan karakter fiksi yang ada pada buku bacaan, misalkan Katniss Everdeen dalam Novel "Hunger Games", Anda akan cenderung untuk berperilaku sepertinya.
Ilmuwan menemukan bahwa ketika Anda kehilangan diri Anda karena terlalu asyik membaca buku bacaan, maka perilaku dan cara berpikir Anda bisa berubah menjadi searah dengan karakter favorit Anda dalam buku itu, berdasarkan penemuan yang dimuat dalam Journal of Personality and Social Psychology.
Ilmuwan percaya bahwa karakter fiksi bisa mengubah kita menjadi lebih baik.
"Seperti jika Anda menyukai Atticus Finch dalam novel "To Kill a Mockingbird", maka kemungkinan besar Anda akan mulai waspada terhadap isu-isu rasial," kata Geoff Kaufman, peneliti di Tiltfactor Laboratories di Dartmouth College.
Namun tokoh-tokoh fiksi itu juga bisa memberikan pengaruh buruk para pembacanya.
"Bayangkan tentang American Psycho," kata Kaufman, seperti dilansir oleh MSNBC. "Karakter yang benar-benar disukai dan karismatik. Namun dia adalah seorang pembunuh berantai. Jika Anda merasa terhubung dengannya, bisa-bisa Anda menyetujui apa yang dilakukannya."
Kauffman dan rekannya, Lisa Libby mengatakan bahwa ketika seseorang membaca kisah fiktif, mereka ikut merasakan emosi, pemikiran, dan kepercayaan tokoh tersebut. Ini mereka namakan "pengambilan-pengalaman."
Kauffman dan Libby mengatakan bahwa pengambilan pengalaman ini bisa benar-benar mempengaruhi kehidupan pembaca, bahkan sampai jangka panjang.
"Jika Anda merasa memiliki hubungan yang dalam dengan karakter fiksi yang ada dalam buku cerita, maka ini bisa memberikan dampak yang berkepanjangan," katanya. "Ini bisa membuat Anda ingin membacanya lagi dan membuat pengaruhnya menjadi lebih lama."
Kauffman mempercayai bahwa pengaruh ini hanya berlaku pada karya yang dibukukan, seperti novel, kumpulan cerita, dan lainnya.
"Ketika kita melihat film, kita tak pernah merasa bahwa kita adalah tokoh tersebut, karena kita sudah ditempatkan sebagai penonton," jelasnya. "Sehingga susah untuk membayangkan diri Anda sebagai karakternya. Jika Anda membaca skenario, mungkin Anda bisa terbawa." (merdeka.com)
Like yah ^_^
No comments :
Post a Comment